Rabu, 24 Februari 2016

AJARKAN MEREKA MENGHADAPI KEGAGALAN

Anak merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT yang menuntut adanya pemeliharaan sebaik mungkin. Prinsip utama dalam mendidik mereka adalah menjaga keseimbangan tumbuh jiwa dan raga mereka. Tidak merasa terkekang dalam perhatian kita namun tidak juga merasa terasingkan dalam pengabaian kita. Tidak selalu bergantung pada bantuan kita namun tetap mampu menilai batas kemampuannya sendiri. Tidak jumawa saat ia berhasil namun tidak pula putus asa saat ia gagal.

Anak harus memahami bahwa belum tentu semua keinginannya dapat tercapai sekalipun mereka telah mengupayakan hal tersebut sepenuh kemampuan mereka. Adakalanya kegagalan menghampiri usaha mereka. Orang tua harus bijak mengarahkan putra-putri mereka saat menghadapi kegagalan. Mengajarkan kegagalan pada mereka bukan berarti menjadikan mereka sebagai pribadi yang gagal melainkan mengajarkan kepada mereka sikap yang harus ditempuh saan mendapatinya. Diantara pembelajaran yang bisa disampaikan saat anak-anak menghadapi kegagalan antara lain :

1. Mengajarkan bahwa Allah SWT yang mengatur kehidupan.
Adanya peristiwa kegagalan menegaskan kepada kita bahwa kehidupan ini telah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT. Dengan sifatNya yang Maha Mengetahui sesungguhnya Allah lebih mengetahui kebaikan yang kita butuhkan sekalipun dalam bentuk kegagalan. 

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (TQS. Al-Baqarah : 216)

Dengan pemahaman ini diharapkan anak mengerti bahwa puncak dari setiap usaha yang mereka lakukan adalah tawakkal kepada Allah SWT. Dengan demikian, dalam diri anak akan tumbuh karakter rendah hati, berlapang dada dan terhindar dari sikap berkeluh kesah.

2. Mengajarkan bahwa Kegagalan hanya sebuah peristiwa dan bukan pribadi mereka
Ketika anak menghadapi sebuah kegagalan, maka penjelasan yang harus diberikan orang tua adalah bahwa kegagalan tersebut hanya sebuah potongan peristiwa dari perjalanan kehidupan mereka dan bukan pribadi mereka. Untuk mengembalikan semangat mereka, para orang tua dapat melakukan kilas balik terhadap keberhasilan-keberhasilan yang telah pernah diukir mereka kemudian berilah kesan kita sangat menghargai keberhasilan itu sekalipun itu sebuah keberhasilan kecil saja.

Dengan memberikan pemahaman ini diharapkan keceriaan anak akan segera kembali dan kembali optimis menghadapi kehidupan mereka. Karakter yang bisa ditanamkan dengan pelajaran ini adalah tidak berputus asa saat dihadapkan pada kegagalan dan menumbuhkan pribadi yang mudah bangkit dari kegagalannya.

3. Mengajarkan anak senantiasa mengevaluasi usahanya.
Kegagalan merupakan kesempatan bagi orang tua untuk mengajarkan anak senantiasa mengevaluasi pekerjaannya. Dengan demikian anak akan tumbuh menjadi pribadi yang teliti, tekun dan berhati-hati. Disamping itu, pengajaran ini dapat menumbuhkan kepribadian yang senantiasa ingin mencoba 
lagi dengan cara-cara yang baru. Mereka akan mudah memahami bahwa jika mereka mencoba dengan cara yang sama maka mereka tetap akan menemui kegagalan.

Kegagalan, sekalipun merupakan peristiwa yang tidak menyenangkan sesungguhnya memiliki pengajaran yang sangat berharga bagi perkembangan kepribadian anak jika para orang tua mampu dengan bijak mengajarkannya. 

Sabtu, 13 Februari 2016

BENARKAH SEMUA KARENA CINTA?

Membincangkannya memang tidak akan ada habis-habisnya. Setiap kita tentu ingin senantiasa merasakan kehadirannya. Ketika ia menyapa seakan kita ingin hidup dan menikmatinya selamanya. Namun ketika ia hilang, seakan dunia turut membersamai kehilangnya. Karenanya seorang penakut menjadi berani, seorang yang buta dengan sastra menjadi pujangga, dan seorang yang ramah menjadi pendendam. Ia bisa mengangkat seseorang ke puncak ketaqwaannya, namun juga bisa menjerumuskannya ke lembah fujurnya. Itulah cinta.

Ketika membincangkan kaitannya terhadap perilaku manusia, sebuah pertanyaan mungkin layak kita ajukan. "Benarkah semua karena cinta?" ataukah sebenarnya ia telah "terkontaminasi" sesuatu hingga buah dari cinta itu berbeda?

Seorang suami bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarganya. Dengan dalih cinta kepada keluarganya dan ingin membahagiakan mereka kemudian ia melakukan korupsi dan atau sejenisnya. Benarkah itu cinta? Sementara di sisi lain ada seorang suami meninggalkan dan membiarkan istri dan anaknya berjuang hidup di sebuah padang tandus tak berpenghuni. Yang manakah diantara keduanya dikatakan karena cinta?

Orang tua membawa anak gadisnya mengikuti beragam audisi dan reality show bahkan sampai membiarkannya mengumbar aurat demi tujuan kelak sang anak terkenal dan memiliki kehidupan yang berkecukupan. Benarkah itu karena cinta? Sementara ada orang tua yang memingit anak gadisnya bahkan sampai-sampai pemuda yang bekerja untuk mereka tidak pernah mengetahui keberadaan sang gadis hingga orang tua sang gadis menikahkan mereka. Yang manakah dikatakan cinta?

Seorang anak yang bekerja keras sepanjang waktu dengan tujuan membahagiakan orang tuanya hingga akhirnya dirinya tidak memiliki waktu membersamai keduanya semasa hidup ataukah seorang anak yang rela mengorbankan dirinya demi perintah yang diterima sang ayah sekalipun itu lewat mimpi? Yang manakah diantara keduanya yang benar atas nama cinta?

Seorang pemuda yang mengumbar cinta demi sekedar untuk berpegangan tangan, mencium atau mencumbui wanita yang berstatus sebagai pacar yang tidak halal ataukah seorang pemuda yang memilih penjara daripada terjebak dalam bujukan dan rayuan majikan wanitanya? Yang manakah diantaranya karena cinta?

Cinta adalah fitrah manusia. Sebagaimana fitrah yang lain, cinta juga menuntut pemeliharaan dari pemiliknya. Ia bisa menjadi gelombang pasang yang menghantarkan para nelayan melaut, atau bahkan bisa menjadi ombak yang dahsyat yang menghempaskan perahu mereka ke batu karang yang keras. Ia bisa menghantarkan pemiliknya ke puncak kemuliaan, namun bisa pula menjerumuskannya ke lembah kehinaan.

Kebenaran cinta tidak dengan serta-merta bisa dilihat dari keputusan sikap dan perbuatan pemiliknya. Kebenaran cinta hanya dapat diukur dari sebab ia tumbuh, derajatnya (porsinya), cara pembuktiannya hingga kemana akhirnya ia bermuara. Kebenaran cinta bukan dilihat dari pahit manisnya perbuatan yang mengatasnamakan cinta tersebut.

Cinta yang sebenarnya harus tumbuh di atas dasar cinta yang abadi, Cintanya Allah SWT. Ketika kita mampu menempatkan cinta kepada Allah sebagai prioritas cinta, maka tidak akan ada kekhawatiran apapun terhadap tuntutan cinta tersebut. Berlelah-lelah dalam ibadah, menginfakkan harta, atau bahkan mengorbankan diri demi cintaNya merupakan kenikmatan yang tak sebanding dengan apapun di dunia ini.

Cinta yang sebenarnya akan mampu menghimpun beragam cinta sesuai dengan hak cinta tersebut. Ia tidak akan menjadikan dada pemiliknya sesak oleh tuntutan cinta yang lain. Cinta yang sebenarnya akan menata cinta-cinta itu menurut derajat dan kadarnya masing-masing. Cinta yang sebenarnya akan menyalurkan hak-hak cinta yang lain menurut ketentuanNya.

Dan yang terakhir, cinta yang sebenarnya adalah cinta yang kembali bermuara kepada pemilik seluruh cinta, sebab di sisiNya lah terdapat seindah-indah balasan cinta yang kenikmatannya tidak pernah terbetik sedikitpun di benak-bena kita, yaitu surga jannatunnaa'im.

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik" (TQS. Ali-Imran : 14)

Wallahu a'lam bishawwab...