Minggu, 15 November 2015

AWAS JEBAKAN BETMEN

Maraknya penyebaran aliran sesat ataupun aliran yang mengatasnamakan Islam namun sesungguhnya telah keluar dari Islam memaksa kita untuk lebih berhati-hati. Pola dan cara-cara yang beragam dan dilakukan dengan sangat halus memungkinkan siapa saja terjebak dalam ajaran dan aliran sesat tersebut.

Cara-cara halus yang menjebak seperti mengajarkan materi keislaman yang kemudian pada titik tertentu disimpangkan dari yang sebenarnya, debat dengan memutarbalikkan logika, fakta dan sejarah, serta penyebaran paham seakan sekedar berbeda mahzab menjadi jebakan betmen yang bisa membawa siapapun ke dalam kondisi dimana kita secara konyol terperangkap dalam suatu kondisi yang seharusnya dengan mudah bisa dicegah atau dihindari.

Sebuah ilustrasi yang menggambarkan hal ini adalah bagaimana seekor katak hidup direbus secara perlahan dalam air yang semula dingin. Jika katak direbus dalam air yang panas, maka katak akan melompat keluar dari wadah perebusannya. Namun karena perubahan suhu air naik secara perlahan, perubahan ini tidak disadari sang katak hingga pada titik tertentu ketika ia menyadarinya, ia sudah terlambat dan tidak mampu lagi melompat keluar. Kondisi inilah yang saya istilahkan dengan jebakan betmen para penebar aliran sesat.

Saya menggunakan istilah jebakan betmen sekedar menggambarkan bahwa target utama penyebaran aliran sesat ini adalah mereka yang kelak juga berpotensi sebagai penyebar, penyeru dan bukan sekedar penganut semata. Tentu target mereka adalah para generasi muda Islam yang memiliki potensi seperti itu. Karena itu saya menggunakan istilah jebakan betmen yang akrab dengan generasi muda saat ini sekaligus memperkenalkan istilah ini kepada para orang tua untuk kemudian lebih memperhatikan pemahaman Islam anak-anak mereka. Sudah saatnya para orang tua mengambil alih kembali pendidikan agama anak-anak mereka, bukan sekedar diserahkan kepada sekolah, guru mengaji, atau lingkungan begitu saja tanpa pengawalan.

Generasi muda merupakan sasaran yang empuk bagi para penebar aliran-aliran sesat ini. Semangat yang besar untuk memperdalam pengetahuan agama tanpa disertai pondasi agama yang kuat dari keluarga justru menjadi bumerang yang dengan mudah menyeret mereka ke dalam jebakan betmen aliran dan pemahaman sesat. Keinginan untuk belajar agama ini kemudian dimanfaatkan para penebar aliran sesat dengan mencekoki mereka materi-materi yang menyimpang, sejarah dan hadits-hadits palsu, serta logika-logika yang dipaksakan.

Oleh karena itu, sebagai generasi muda ataupun sebagai orang tua perlu kiranya membangun sensitifitas dengan kesesatan dan penyimpangan yang mungkin terjadi terhadap Islam. Hal ini sangat penting untuk menghindarkan diri kita dari perangkap mereka sebelum terjebak sangat jauh dengan mereka. Sebab diantara aliran sesat itu ada yang tidak segan menggunakan ancaman demi menjaga penganutnya agar tidak melepaskan diri. 

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari jebakan betmen aliran-aliran sesat ini antara lain :

1. Mengenal ragam aliran sesat serta kesesatan mereka.

Mengetahui masalah merupakan separuh solusi. Mengenal aliran-aliran dan paham sesat yang telah ada dan tumbuh di Indonesia serta kesesatan mereka merupakan langkah awal menghindari jebakan mereka. Di awal penyebarannya, aliran-aliran sesat tidak langsung menunjukkan kesesatannya melainkan menyembunyikan jati diri mereka demi menyebarkan paham dan pemikiran mereka. Dengan mengenali ciri dan kesesatan mereka dapat menghindarkan kita terjebak dalam kesesatan mereka.

2. Mendalami Ilmu agama dan sejarah Islam dari mereka yang sudah diyakini benar pemahamannya.

Ilmu merupakan elemen penting yang dapat melindungi kita dari serangan-serangan pemikiran dan paham yang menyesatkan. Mempelajari Islam terutama ilmu tafsir, ilmu hadits dan sejarahnya akan membantu kita terhindar dari jebakan-jebakan tafsir yang salah, hadits-hadits palsu serta penyimpangan-penyimpangan sejarah. Mempelajari Islam hendaknya dari mereka yang telah diyakini kebenarannya dan apabila memungkinkan dari mereka yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga kepada Rasulullah SAW dan para sahabat. Mempelajari Islam langsung dari sumber-sumber terpercaya dapat meneguhkan keyakinan kita sehingga tidak mudah digoyang dengan argumentasi yang berupaya menyimpangkannya.

3. Mengetahui penyimpangan-penyimpangan terhadap Islam.

Mungkin saja masih banyak aliran-aliran sesat diluar sana yang belum diketahui dan belum terendus oleh para ulama. Oleh karena itu, mengetahui hal-hal yang dikategorikan sebagai penyimpangan terhadap Islam akan membantu kita terhindar dari upaya-upaya yang menyesatkan. Diantara penyimpangan terhadap Islam adalah pertama, penyimpangan aqidah seperti hal-hal menyangkut rukun iman, rukun Islam, sifat-sifat Allah, dan kenabian. Jika dalam satu ajaran terdapat perbedaan yang mendasar tentang aqidah, maka dapat dipastikan bahwa ajaran tersebut sesat dan bukan Islam. Kedua, penyimpangan ibadah. Penyimpangan ibadah yang dimaksud adalah penyimpangan ibadah yang telah tetap ketentuannya dalam Islam. Misalnya jumlah rakaat dalam shalat fardhu, puasa wajib di bulan ramadhan dan melaksanakan haji ke Mekah. Jika ada aliran yang mengajarkan rakaat shalat fardhu dan tata caranya berbeda dari Islam, atau membolehkan jamak dan qashar tanpa alasan syar'i, atau yang menetapkan puasa wajib tidak hanya di bulan ramadhan, atau melaksanakan haji tapi bukan ke Mekah dan hal-hal lainnya yang telah tetap ketentuannya maka telah pasti kesesatannya dan keluar dari Islam. Hal lain yang merupakan penyimpangan adalah mengingkari sunnah Rasulullah SAW. Misalnya mencaci dan menghina sahabat-sahabat Rasulullah SAW yang telah dijamin masuk surga berdasarkan hadits yang shahih.

4. Berjama'ah dengan para Ahlu Sunnah.

Hal lainnya yang dapat menghindarkan kita dari perangkap aliran sesat adalah berjama'ah dengan para Ahlu Sunnah. Tak bisa dipungkiri bahwa mereka yang tidak berjama'ah lebih mudah terjebak dalam aliran sesat. Dengan berjama'ah berarti kita memiliki saudara yang bisa mengingatkan di saat lupa, menguatkan di saat lemah, dan menjadi tempat untuk bertanya hal-hal yang belum atau tidak kita pahami sama sekali. Hal ini akan menjaga kita dari pengaruh atau upaya-upaya yang menyimpangkan keyakinan kita.

Demikianlah beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan sensitifitas kita terhadap penyimpangan dan kesesatan aliran-aliran tertentu. Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat bagi pembaca sehingga mampu melindungi diri, keluarga dan masyarakat sekitar kita dari pengaruh ajaran-ajaran sesat yang telah diketahui maupun yang masih bergerilya di sekitar kita. Wallahu a'lam bishawab.

Minggu, 01 November 2015

UNTUKMU WANITA

Pagi kemarin, saat menyalakan televisi dan mencari-cari saluran yang layak ditonton dan sesuai keinginan, terlewatlah satu acara musik pagi yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta yang menghadirkan sejumlah penonton. Penonton-penonton ini sebagiannya dibayar untuk hadir di acara tersebut. Diantara penonton terlihat beberapa wanita paruh baya yang bukan lagi remaja yang bergoyang dan bergaya alay mengikuti alunan musik dari panggung. Bahkan diantaranya mengenakan jilbab. Sedangkan bagi remaja saja hal tersebut menurut saya merupakan hal yang tidak pantas dilakukan, apatah lagi jika dilakukan oleh wanita yang paruh baya dan sudah berumur. Entah apa yang mendasari tingkah mereka. Yang jelas dalam pikiran saya ketika itu muncul pertanyaan. Apakah mereka bukan seorang ibu? Ataukah mereka bukan seorang kakak?

Di waktu yang lain, saya membaca sebuah undangan elektronik dari sebuah komunitas di jejaring sosial saya. Undangan yang ditujukan untuk para wanita muslimah untuk menghadiri kajian islam seputar wanita. Sebuah kegiatan yang digagas sebagai upaya menyebar kebaikan dan menambah wawasan bagi wanita. Dan saya yakin mereka yang menggagas acara ini tidak dibayar untuk melaksanakannya dan tidak pula memungut biaya kepada yang menghadirinya. Entah apa yang mendasari mereka melaksankan kegiatan itu?. Yang jelas dalam pemikiran saya bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kaum mereka. Kaum wanita.

Wanita memiliki kedudukan khusus dalam Islam. Mereka memiliki keutamaan yang tidak dimiliki kaum lelaki. Pengabdian kepada seorang ibu tiga kali lebih utama dibandingkan pengabdian kepada ayah. Bahkan, dalam keseharian lebih banyak menggunakan istilah ibu daripada ayah. Sebut saja ibu jari, bahasa ibu, ibu kota dan sebagainya. Beberapa hadits Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa berbuat baik kepada anak perempuan lebih utama daripada kepada anak laki-laki.

Dalam sebuah kata hikmah menyatakan "Wanita adalah tiang negara, jika wanitanya baik maka negara akan baik, dan jika wanitanya rusak maka rusaklah negara tersebut" (kata-kata ini bukan hadits). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh baik buruknya wanita di suatu negeri akan menentukan pula keadaan negeri tersebut. Dengan keutamaannya tersebut, wanita memainkan peranan penting dalam membentuk generasi. Madrasah pertama yang membentuk karakter seorang anak adalah ibu. Bahkan, pembentukan karakter sudah dimulai semenjak anak dalam kandungan ibunya.

Setiap peran tentu menuntut keilmuannya. Dengan tuntutan peran yang begitu penting, wanita hendaklah senantiasa menambah wawasannya, memperhatikan tutur katanya, agar mampu menempatkan diri dan menata perilakunya. Di samping itu, wanita harus mampu selektif terhadap pergaulannya. memilih komunitas yang mendukungnya menjalankan peran dan fungsinya kelak.

Dari rahim-rahim wanita seperti inilah diharapkan lahir generasi yang lebih baik. Dan dari didikan mereka pula muncul generasi yang tangguh, yang memiliki tujuan hidup yang benar dan yang mampu menjawab tantangan zamannya, bukan generasi yang mudah terbawa arus zaman yang semakin tidak jelas arah dan tujuannya.