Minggu, 01 November 2015

UNTUKMU WANITA

Pagi kemarin, saat menyalakan televisi dan mencari-cari saluran yang layak ditonton dan sesuai keinginan, terlewatlah satu acara musik pagi yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta yang menghadirkan sejumlah penonton. Penonton-penonton ini sebagiannya dibayar untuk hadir di acara tersebut. Diantara penonton terlihat beberapa wanita paruh baya yang bukan lagi remaja yang bergoyang dan bergaya alay mengikuti alunan musik dari panggung. Bahkan diantaranya mengenakan jilbab. Sedangkan bagi remaja saja hal tersebut menurut saya merupakan hal yang tidak pantas dilakukan, apatah lagi jika dilakukan oleh wanita yang paruh baya dan sudah berumur. Entah apa yang mendasari tingkah mereka. Yang jelas dalam pikiran saya ketika itu muncul pertanyaan. Apakah mereka bukan seorang ibu? Ataukah mereka bukan seorang kakak?

Di waktu yang lain, saya membaca sebuah undangan elektronik dari sebuah komunitas di jejaring sosial saya. Undangan yang ditujukan untuk para wanita muslimah untuk menghadiri kajian islam seputar wanita. Sebuah kegiatan yang digagas sebagai upaya menyebar kebaikan dan menambah wawasan bagi wanita. Dan saya yakin mereka yang menggagas acara ini tidak dibayar untuk melaksanakannya dan tidak pula memungut biaya kepada yang menghadirinya. Entah apa yang mendasari mereka melaksankan kegiatan itu?. Yang jelas dalam pemikiran saya bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kaum mereka. Kaum wanita.

Wanita memiliki kedudukan khusus dalam Islam. Mereka memiliki keutamaan yang tidak dimiliki kaum lelaki. Pengabdian kepada seorang ibu tiga kali lebih utama dibandingkan pengabdian kepada ayah. Bahkan, dalam keseharian lebih banyak menggunakan istilah ibu daripada ayah. Sebut saja ibu jari, bahasa ibu, ibu kota dan sebagainya. Beberapa hadits Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa berbuat baik kepada anak perempuan lebih utama daripada kepada anak laki-laki.

Dalam sebuah kata hikmah menyatakan "Wanita adalah tiang negara, jika wanitanya baik maka negara akan baik, dan jika wanitanya rusak maka rusaklah negara tersebut" (kata-kata ini bukan hadits). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh baik buruknya wanita di suatu negeri akan menentukan pula keadaan negeri tersebut. Dengan keutamaannya tersebut, wanita memainkan peranan penting dalam membentuk generasi. Madrasah pertama yang membentuk karakter seorang anak adalah ibu. Bahkan, pembentukan karakter sudah dimulai semenjak anak dalam kandungan ibunya.

Setiap peran tentu menuntut keilmuannya. Dengan tuntutan peran yang begitu penting, wanita hendaklah senantiasa menambah wawasannya, memperhatikan tutur katanya, agar mampu menempatkan diri dan menata perilakunya. Di samping itu, wanita harus mampu selektif terhadap pergaulannya. memilih komunitas yang mendukungnya menjalankan peran dan fungsinya kelak.

Dari rahim-rahim wanita seperti inilah diharapkan lahir generasi yang lebih baik. Dan dari didikan mereka pula muncul generasi yang tangguh, yang memiliki tujuan hidup yang benar dan yang mampu menjawab tantangan zamannya, bukan generasi yang mudah terbawa arus zaman yang semakin tidak jelas arah dan tujuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar